Jumat, 17 Agustus 2012

Daun-Daun Berguguran


Musim gugur telah menyapa. Daun-daun yang mulai menguning semakin merapuh dari tangkainya. Angin bertiup cukup kencang menggoyang-goyangkan daun-daun tua itu. Daun-daun itu dengan hebohnya berteriak ketakutan. Tapi tahukah kalian?hampir semua makhluk tidak dapat mendengar jeritan mereka. Hanya mereka sendiri, ranting-ranting, angin dan makhluk kecil disekeliling mereka yang bisa mendengar. Angin pun seakan-akan mempermainkan daun-daun yang kini hampir tak kuat bergantung pada ranting pohon inang mereka. Mereka pun mengadu pada makhluk-makhluk kecil yang bisa mendengar mereka. Mereka kjuga meneriaki angin yang berlarian kesana-kemari tanpa henti.

“ Aduh-aduh.... Hey angin, tidakkah kau tahu, kami ini sudah terlalu tua dan tak kuat lagi bergantung pada ranting.” Daun tua berteriak pada angin.
“ Jangan salahkan kami wahai daun-daun. Kami hanya menjalankan tugas dari Tuhan. Lagipula ini juga sudah menjadi tugas tahunan kami. Setiap musim kami selalu berubah arah dan kecepatan. Tergantung peran kami setiap tahunnya. Tuhan itu Maha Adil dan Maha Merencanakan apa yang akan terjadi. Jadi ikuti saja skenario didunia ini dan perankan tugas mu sebagai mestinya. Kau tua, jatuh,kering sudah takdirmu.” Angin pun menjawab.
“ Tapi aku merasa tidak siap terjatuh dan terpisah dari ranting ku. Selama ini ranting ini yang telah memberiku tempat tinggal. Membantuku mendapatkan makanan dari tanah melalui akarnya. Aku tahu aku bergantung padanya, tapi aku juga selalu setia memasak untuknya.” Jerit daun tua

Namun angin pergi tak mendengar teriakan daun tua itu. Keluarlah seekor ulat bulu mungil yang sedari tadi bersembunyi dibalik sisi ranting lain, menghindari terpaan angin kencang yang mungkin saja dapat menjatuhkan dia dari ketinggian pohon. Dia berkata dengan bijak.
“ Dengar baik-baik daun tua. Kau memang punya kehidupan disini, dipohon ini. Kau mempunyai hubungan yang saling menguntungkan dengan pohon dan ranting. Tapi perlu kau ketahui bahwa setiap yang pernah hidup selalu akan tua dan mati. Itu sudah hukum alam dan hukum mati. Jangan kan yang pernah hidup seperti kita, benda yang tak bernyawa pun juga akan mengalami usang dan rusak. Kau sudah tua dan tak mampu lagi memasak untuk pohon ini. Sudah saatnya kau terpisah dari pohon ini dan akan ada daun baru yang memasak untuk pohon ini.”
“ Tapi haruskah aku menyingkir dan pergi secara buruk dari sini? Paling tidak aku akan tetap hidup disini meski tak bisa memasak lagi. Aku takut dibawah sana. Aku akan kering, ringan, semakin mudah dipermainkan angi dan yang lebih mengerikan lagi, aku takut dicacah dan dimakan cacing. Pasti akan menjadi akhir yang sangat buruk.” Daun tua itu menangis .
“ Tenanglah wahai daun tua. Kehidupan dibawah sana tidak mengerikan seperti yang kau bayangkan. Memang kau akan kering dan dipermainkan angin. Tapi itu hanya untuk sementara waktu saja. Ada kalanya kau akan berhenti dipermainkan angin. Janganlah bersedih wahai daun tua, saat kau dicacah, dimakan, mati dan menyatu dengan tanah, saat itulah kau akan sangat berguna. Zat yang kau miliki akan larut bersama air. Air itu kemudian akan diserap akar pohon untuk diproses dan disalurkan pada ranting dan daun lain. Kau memang telah mati. Tapi kau telah menyediakan manfaat bagi makhluk lain. Kau masih sangat berguna meski telah mati. Setiap yang pernah hidup pasti mati. Tapi paling tidak  kau masih memberi manfaat meski telah mati.hidup, muda, tua, gembira, tua, mati adalah siklus. Kau akan terlahir kembali menjadi daun muda yang lain suatu saat karena zat yang lau miliki masih ada ditanah dan suatu saat akan diserap dan disalurkan pada daun lain yang merupakan kehidupan barumu.. Jangan pernah takut akan takdir. Jalani saja semua”

Ulat mungil pun mengakhiri nasehatnya dan pergi kembali bersembunyi dibalik ranting kokoh karena mendengar suara angin yang akan datang berhembus.

“ Hay,,. Angin.... cepatlah datang dan berhembus kencang. Aku telah siap untuk pergi keduniaku yang baru.” Daun tua berteriak keras kepada angin.

Angin pun datang dengan wajah tersenyum tenang. Daun tua telah bersiap. Daun tua telah pasrah dan tenang menyambut kehidupan baru dibawah sana. Ketika angin bertiup sekali dia langsung melayang dengan pelan, berputar dengan irama diudara hingga tiba tanah untuk menjalani siklus hidupnya.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar