Rabu, 10 Oktober 2012

Bintang Berkedip dari Balik Ranting


Malam ini aku mengistirahatkan diri dengan bersantai didipan depan rumah ku, tepatnya dibawah pohon mangga. MP3 player menemani telingaku. Duduk nyaman dengan meluruskan kaki, mulai kuputar lagu favoritku. Music yang mulai mengalun lembut menenangkan pikiranku. Membawaku melayang. Pikiran ku terbang lepas menuju angan-angan. Tanpa kmando mataku reflek memandang langit hitam pekat bertabur bintang cemerlang. Indah sekali. Kucari bintang paling terang yang selalu kusuka sejak dulu. Tapi tak kutemukan, atau lebih tepatnya aku lupa, karena sudah lama tak kulakukan ritual semacam ini. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari bintang lainyang sama cerahnya. Karena terhalang ranting pohon mangga yang berada tepat diatas ku, aku memutuskan untuk bergeser untuk berdiri disisi yang lebih lapang dari halaman depan rumahku. Berdiri aku disini menengadah menatap langit. Mataku berkedip pelan terhipnotis pesona berkedip diatas kepalaku. Hal semacam ini tidak sekali kudapatkan. Sering aku mendapatkan ini ketika sering menjelajah alam raya dulu. Lama sekali kutengadahkan kepala dan mata. Aku memilih yang paling besar dan terang. Aku sering melakukan ini dulu, karena aku percaya, cahaya mereka dapat memberikan kekuatan secara magis. Aku juga percaya, kekuatan itu datang dari para dewa yang menghuni bintang digalaksi itu. Ketika aku melihatnya, pasti dewa-dewa itu akan tahu dengan sendirinya dan akan menolongku bagaimanapun keadaanku. Saat aku terluka dan sakit, dewa ada untuk menguatkan hati dan menghiburku. Sedang disaat aku bahagia, dewa akan membuatku merasa bangga dengan diriku sendiri dan menghadiahkan berjuta kebahagiaan lagi kepadaku.

Dan akhirnya, aku temukan juga bintang paling terang yang kumau. Bila kupandang semakin lama tanpa berkedip, maka lama-lama cahayanya akan semakin melebar. Itu tandanya dia ingin aku memandangnya terus, tanpa putus, tanpa berkedip. dan saat dia seakan mengekor, itu tandanya aku harus terus mengamatinya sambil tersenyum bahagia, karena dia akan selalu menjadi temanku dan setia mendengarkanku. Mungkin itu hanya semacam sinyal dari dewa untukku. Aku juga tak tahu, apakah dewa memberikan sinyal semacam ini kepada orang lain atau hanya kepadaku. Karena aku lelah berdiri, aku memutuskan untuk kembali duduk didipanku lagi. Kali ini bintang itu masih bisa kulihat. Tapi, sejenak saja aku menikmati dari dipanku, angin berhembus menggyangkan ranting pohon diatasku. Ranting-ranting pohon bergerak kekiri dan kekanan membuat bintangku kadang tertutup. Lalu kuamati terus, dari ranting yang bergoyang dan menutupi cahaya bintangku dan kembali bergeser sedikit untuk menampakkannya. Dari adegan sama yang diulang berkali-kali kudapati bintang ku terlihat seperti berkedip kepadaku. Aaiiiiih…… lucu sekali. Sepertinya, dia berusaha mengajakku bercanda dan tertawa. Petak umpet lebih tepatnya. Ketika dia bersembunyi dan menyembunyikan cahayanya dibalik ranting pohon, tak berapa lama dia akan muncul kebali. Dan begitu seterusnya berkali-kali. Dan aku cukup terhibur oleh suasana canda dengannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar