Dadaku terasa dingin oleh butiran tetes yang keluar dari
mata gadisku. Wajah, mata dan bibirnya begitu dekat dengan tubuhku. Kedua
tangannya merangkul erat dipunggungku. Aku hanya bisa diam menghadapi
tingkahnya kali ini. Sampai tanganku tergoda untuk mengusap rambut panjang nya
yang keriting melingkar manja dan satu tangan mengusap lembut punggungnya. Dia
tak bergerak. Saat kutanya “ kenapa?” , dia hanya diam dan tak bersuara sedikit
pun. Aku menurut saja, mengerjakan apa yang dia mau. Aku tahu ini yang dia
inginkan. Dasar, gadis aneh. Tapi inilah tanda cirri kelembutan perasaan dan
kekuatan yang tersembunyi. Tanpa berkata dan bercerita, dia dapat kembali
tersenyum tegar setelah menangis dipeluk dadaku.
Waktu lama berlalu. Gadisku masih membenamkan wajahnya
didadaku. Dengus napasnya bisa kudengar, detak jantungnya bisa kurasa. Dan
tiba-tiba wajahnya terangkat juga. Matanya masih merah sembab. Tapi bibirnya
berbunga mekar. Kuusap perlahan air yang mengotori wajah manisnya. At last,
kusuguhkan pelukan terakhir untuk tangis nya kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar