Kamis, 18 Maret 2010

DIARY IN A BOTTLE

Jam 1 pulang sekolah

Shafa dan Suhaa keluar dari pintu gerbang SMA Surya Harapan.
“Suhaa, kutunggu jam 3 dirumah ya” ucap Shafaa
“Iya aku gak lupa kok.”
Mereka memeng sudah lama berteman sejak SMP. Kedua mama mereka juga sering berkumpul dalam arisan. Tida k heran bila mereka akrab sekali. Sering juga mereka belanja bareng mama yang shopaholic banget. Penampilan merekapun hampir mirip. Banyak temen” yang mengira mereka saudara. Gimana gak??? Mulai dari rambut, model pakaian, poni sampai pernak-pernik mereka sama.

Jam 3 dirumah Shafaa

“Ting...Tong...”
Bel berbunyi. Muncul wajah imut dengan poni blow dari balik pintu. Shafaa segera mempersilahkan Suhaa kekamarnya. Didalam kamar mereka ngobrol rencana hang out besok.
“Hmm.... enaknya kita besok pergi kemana ya? Lama ni gak hang out. Ada ide gak?” tanya Shafaa memulai.
“Ya ni. Dah lama banget. Terakhir kita shopping berempat bareng nyokap kita. Gimana kalo ke kafe aja? Sekalian karaoke gitu. Di Faroz ada menu baru lho.” usul suhaa.
“Gak ah..... aku kan lagi diet. Gak mau makan berkalori tinggi. Kita pilih yang lain aja. Jalan” kemana gitu kek.” protes shafaa.
“Klo gitu kita ke Bookstore aja. Dari pada jalan” gak jelas? Bikin capek, gak da manfaatnya juga. Lagian kan kita dah lama gak beli buku baru. Sapa tahu aja kita ntar dilirik cowok kutu buku”
“Boleh juga tuch. Kalo soal cowok kutu buku sich aku gak tertarik. Kamu aja. OK dech, besok jam 4 sore kita menuju Zopin’s. Soal baju, pakai kaos putih, rok pink, bando n sepatu juga pink, plus tas putih”
Jangan donk...besok kita gak pakek bando. Pakek japit kupu” merah yang kita beli di Ginna 2 minggu lalu aja.”
“ OK lah....ya dah ya. Aku belum cat kuku. Aku mau ke salon dulu. Sampai jumpa besok ya”
“OK.....dah....see you tomorrow.....”
Shafaa mengantar Suhaa sampai depan pagar rumahnya.

Jam 4 di Zopin’s Bookstore

“Ya ampun... aku nunggu sampai bedak luntur nich.” Shafaa ngomel didepan Suhaa yang telat 15 menit.
“Maap dech non. Tadi disuruh mami nyariian tas bulu dari singapura kebanggaan mami. Ya dipoles lagi donk kalo luntur. Yuk masuk. Pangeran kutu buku nungguin didalem tuch” ajak Suhaa.
“Kutu busuk kali yach yang bener.” Ejek Shafaa.
“Ye....dah ah...masuk ja yuk.”
Mereka berburu buku terbaru. Sesekali suhaa melirik cowok” yang lagi baca buku. Setelah puas, barulah mereka pulang.

Jam 10 dikantin sekolah

“Shaf, ntar aku penge n shopping. Berangkat ya???” suhaa mengawali percakapan.
“Aku maunya gitu. Tapi lagi bokek ni. Lagian juga males.”
“Ya ela... ayo donk. Kalo gak sama kamu, sama sapa lagi? Ayo donk...please.... aku bosen dirumal mulu.” pinta suhaa.
“Bosen dirumah? Kerumah aku aja. Biasanya kamu juga gitu. Udah gak usah kelamaan mikir. Hari ini mamiku buat kue. Mu kan???” goda Shafaa.
“Oh ya??? Boleh dech. Ntar jam 4 ku kesana.” Ucap Shafaa setuju.
“Sekalian bawa buku Fisika. Kan kemarin ada PR. Ada beberapa soal yang sulit. “
“OK dech....”
Mereka melahap bakso Bu.Jarmi dengan lahap. Bel berbunyi. Mereka segera masuk kelas.

Jam 4 dikamar Shafaa

Kamar Shafaa sepi saat Suhaa masuk. Shafaa lagi mandi. Suhaa naik ketempat tidur Shafaa dan tenggelam dibalik boneka” faforit Shafaa. Lalu memandang kearah meja belajar Shafaa. Diatasnya ada 2 botol. Yang satu berpita merah dan ytang satu lagi berpita biru. Suhaa teregoda membuka botol berwarna merah. Didalamnya berisi gulungan” kertas. Diambilnya satu, dibuka dan dibacanya.

“Aku sebel banget sama Suhaa. Bayangin aja. Suhaa telat 15 menit waktu kita janjian ke Zopin’s. Dah gitu dia banyak lirik” cowok lagi. Dasar cewek gatel”

Diambilnya lagi gulungan selanjutnya dan dibacanya juga.

“Udah tahu aku paling sebel anak yang banyak tingakah. Apalagi yang cari muka didepan mami. Suhaa tuch cari perhatian banget sama mami. SEBEL.....bgtz....”

Dibacanya lagi...dan lagi... Suhaa gak tahan. Akhirnya dia memtuskan untuk pulang sebelum bertemu Shafaa. Dia mrasa gak enak dengan shafaa setelah membaca catatan dan membuat Shafaa benci karena tingkah dia.

Selesai mandi, Shafaa tidak menemukan Suhaa lagi. Dia melihat gulungan” kertas berseraka dan botol berpita merah terbuka dimeja belajarnya. Pasti suhaa membacanya tadi. Betapa bersalahnya Shafaa.


Sudah 5 Suhaa tidak menyapa Shafaa. Padahal mereka saling bertemu dikantin. Shafaa ingin meminta maaf dan menjelaskan semua. Tapi Suhaa selalu menghindar. Shafaa semakin bingung dan memutuskan memuinta bantuan mami.

Jam 4 dipantai

Suhaa lagi termenung dibawah pohon kelapa. Shafaa menghampiri dengan hati” dan duduk disamping suhaa. Hening. Shafaa memulai percakapan.
“Apa kabar?”
Suhaa hanya diam. Tak menggerakkan bibinya sedikitpun.
“Bisa bantu kau gak?” Shafaa mengeluarkan botol berpita merah dari tasnya.
Suhaa terkejut kemudian menatap shafaa.
“ Ini sebenarnya diaryku. Yang berpita mrah ini tentang curahan hati yang membuat aku sebl” terang shafaa.
Kemudian Shafaa berdiri dan melangkh menuju ombak. Dikeluarkannya gulungan” kertas didalam botol dan dibuangnya kelaut. Suhaa melongo, bergantian memandang kearah Shafaa dan gulungan” kertas yang terhanyut begantian berkali-kali.
“Kok dibuang?” tanya Suhaa bingung.
“Isinya sudah penuh. Lagipula buat apa menyimpan dan mengenang keburukan orang lain? Gak baik kan?”

Shafaa kembali duduk dibawah pohon kelapa. Dikeluiarkan botol dari dsalam tasnya yang berpita biru.
“Yang ini isinya kebaikan orang lain. Aku akan menyimpan dan mengenangnya”
Suhaa menunduk dan diam.
“Baikan?” ucap Shafaa mencairkan.
Suhaa menoleh dan tersenyum.mereka tertawa lebar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar