Selasa, 28 Agustus 2012

Pergilah Bersama Angin


Panas yang terasa didalam dada memang lebih menyakitkan daripada panas yang dialami raga. Saat semua rasa benci dan kekecewaan memenuhi rongga dada dan menekan jantung, semua rasa kesakitan akan bercampur menjadi siksaan yang sangat. Pergi kemana? Berlari kemana? Aku tak tahu. Dengan segera panas akan naik memenuhi kepalaku. Kemudian merembet hingga mataku. Menumpahkan airmataku. Tapi dinginnya airmata mungkin tak pernah sanggup meredakan semua, mendinginkan semua. Hanya sedikit saja.

Maka saat inilah aku memilih menghadap angin. Angin yang berhembus kencang bersama kedinginan. Kubiarkan semua hembusannya menyerang tubuhku. Aku ingin panas dalam hatiku menguap, terbang bersamanya, pergi. Aku bisa tahan berjam-jam untuk meredakan semua. Dan aku puas. Kubiarkan angin berhembus, membawa pergi semua sakitku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar