Aku kecewa dan kecewa. Dimana kalian orang yang harusnya ada
dan mencintaiku? Dimana kalian yang seharusnya ada disetiap perjalananku? Aku
sendiri disini. Aku sendiri, berjalan sendiri dan tak berteman dengan siapapun.
Aku sendiri dalam perjalanan ini. Tanpa bimbingan kalian. Tanpa kasih sayang
dan belai lembut. Aku jatuh, sakit dan tertatih sendiri. Entah berapa kali aku
terjatuh. Aku sudah tak igan berapa kali seringnya karena terlalu banyak
bilangan yang tak bisa jelas kuingat. Tapi aku terus berusaha bangkit setiap
kali terjatuh. Tuhan mengajariku berdiri sendiri secara alami. Karena bila tak
aku coba sendiri, aku tak akan pernah berdiri dan semakin terinjak disini. Aku
akan makin jauh tertinggal oleh mereka. Mereka tak pernah mengulurkan tangan
mereka sekalipun. Padahal seharusnya begitu. Tapi aku tak ingin berharap lebih
pada mereka. Karena sampai kapanpun mereka tidak akan pernah berubah.
Aku memilih jalanku sendiri. Dulu bisa saja mereka mengatur
arah kemana aku harus melangkah. Tentu saja arah yang mereka inginkan, bukan
sesuai keinginanku. Aku hidup bagai boneka yang harus selalu menurut gerakan
tangan mereka. Aku sadar bahwa aku punya kemauan dan jalan yang harus kupilih
untuk kulalui. Seharusnya mereka seperti yang lain. Mendukung setiap generasi
sesuai yang diinginkan masing-masing individu, mendorong setiap perjalanan
generasi. Bukan dengan cara semacam pemaksaan seperti ini.
Aku harus berjalan sendiri agar aku bebas dengan pilihan ku
sendiri. Sebenarnya aku masih membutuhkan dukungan mereka. Tapi semua tak
pernah membawa hasil. Semua seperti percuma. Aku memang harus sendiri. Tanpa
dekapan tangan mereka. Ketika aku rindu akan semua itu, aku mencoba menahan
semua dalam tangis. Aku tahu rasanya perih. Aku harus tetap tegar akan semua
ini, akan kekurangan jiwa dalam hidupku. Jiwa yang seharusnya ada dan
menyayangiku tak pernah dapat memberiku semua dengan sebagaimana mestinya. Aku
serasa berjalan sendiri tanpa tangan mereka yang menggandengku. Aku bagai tak
nerumah dan tak berbapak-ibu. Aku hanya sendiri. Sendiri berjalan sendiri,
tanpa kawan. Ak harus berjuang sendiri menyusuri perjalanan ini. Aku hanya
berteman benda mati dan dunia maya yang kuajak berbicara meski mereka hanya
diam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar