Jumat, 12 Oktober 2012

Aku Berjalan Sendiri


Aku kecewa dan kecewa. Dimana kalian orang yang harusnya ada dan mencintaiku? Dimana kalian yang seharusnya ada disetiap perjalananku? Aku sendiri disini. Aku sendiri, berjalan sendiri dan tak berteman dengan siapapun. Aku sendiri dalam perjalanan ini. Tanpa bimbingan kalian. Tanpa kasih sayang dan belai lembut. Aku jatuh, sakit dan tertatih sendiri. Entah berapa kali aku terjatuh. Aku sudah tak igan berapa kali seringnya karena terlalu banyak bilangan yang tak bisa jelas kuingat. Tapi aku terus berusaha bangkit setiap kali terjatuh. Tuhan mengajariku berdiri sendiri secara alami. Karena bila tak aku coba sendiri, aku tak akan pernah berdiri dan semakin terinjak disini. Aku akan makin jauh tertinggal oleh mereka. Mereka tak pernah mengulurkan tangan mereka sekalipun. Padahal seharusnya begitu. Tapi aku tak ingin berharap lebih pada mereka. Karena sampai kapanpun mereka tidak akan pernah berubah.

Aku memilih jalanku sendiri. Dulu bisa saja mereka mengatur arah kemana aku harus melangkah. Tentu saja arah yang mereka inginkan, bukan sesuai keinginanku. Aku hidup bagai boneka yang harus selalu menurut gerakan tangan mereka. Aku sadar bahwa aku punya kemauan dan jalan yang harus kupilih untuk kulalui. Seharusnya mereka seperti yang lain. Mendukung setiap generasi sesuai yang diinginkan masing-masing individu, mendorong setiap perjalanan generasi. Bukan dengan cara semacam pemaksaan seperti ini.

Aku harus berjalan sendiri agar aku bebas dengan pilihan ku sendiri. Sebenarnya aku masih membutuhkan dukungan mereka. Tapi semua tak pernah membawa hasil. Semua seperti percuma. Aku memang harus sendiri. Tanpa dekapan tangan mereka. Ketika aku rindu akan semua itu, aku mencoba menahan semua dalam tangis. Aku tahu rasanya perih. Aku harus tetap tegar akan semua ini, akan kekurangan jiwa dalam hidupku. Jiwa yang seharusnya ada dan menyayangiku tak pernah dapat memberiku semua dengan sebagaimana mestinya. Aku serasa berjalan sendiri tanpa tangan mereka yang menggandengku. Aku bagai tak nerumah dan tak berbapak-ibu. Aku hanya sendiri. Sendiri berjalan sendiri, tanpa kawan. Ak harus berjuang sendiri menyusuri perjalanan ini. Aku hanya berteman benda mati dan dunia maya yang kuajak berbicara meski mereka hanya diam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar