Ulat bulu. Itulah perumpamaan yang aku pulih untuk
menggambarkan diriku. Kenapa? Karena kini diriku tengah bercermin pada
kenyataan yang buruk. Semua yang ada dan kujalani seperti berat kurasa. Aku tak
pernah dipandang ada. Dan semua itu sedikit bia kuterima daripada ketika ada
yang menangkap keberadaanku dan ternyata aku dianggap sesuatu yang tidak
berguna. Akan lebih sakit rasanya. Tapi aku merasakan yang kini terjadi dan
benar-benar terjadi. Aku mencoba kuat dan bertahan dari semjua ini. Aku merasa
harus menerjang semua yang ada dihadapanku. Aku harus menghadapi semua. Semua
rasa sakit yang terus menyerangku pasti akan melumpuhkanku susatu saat nanti.
Tapi tidak akan secepat itu. Paling tidak, aku tidak akan mati secepat itu.
Masih ada beberapa waktu untuk memperlambat semua. Aku yakin aku akn pergi
dengan harga diri karena perjuanganku. Walaupun suatu saat nanti tidak akan ada
orang yang paham akan perjuanganku, cukup diriku sendiri yang akan menjadi
saksinya.
Aku adalah ulat bulu yang paling dibenci semua orang untuk
sekarang. Mungin mereka tidak pernah memandangku indah dan lebih sering
menganggapku tak ada. Semua memang benar untuk saat ini. Dan semua begitu
terlihat dan terasa. Tapi tidak untuk kedepan. Aku memang diam untuk sekarang.
Tapi bukan diam karena aku bodoh atau menyerah. Justru ini awal dari semua
kisah kedepanku. Aku diam untuk menyusun strategi terhebatku. Aku berpuasa dari
semua rasa dan semua bicara. Aku hanya mendengar segala ejekan mereka yang akan
aku gunakan sebagai senjata yang akan menjadi boomerang dalam menjatuhkan
mereka. Bukan menjatuhkan mereka untuk menginjak, tapi untuk membuktikan bahwa
hidupku akan 180° lebih baik dari pemberitaan buruk yng mereka keluarkan kepada
ku. Aku berpuasa dari semua rasa dan bersembunyi dibalik kepompong metamorfosis
ku. Metamorfosis untuk merubah segala keburukan menjadi hal yang indah. Bukan
indah bagi mereka, tapi bagi diriku sendiri. Aku tak ingin menyajikan keindahan
bagi mereka yang merendahkan, menyakiti, membuang, menjatuhkan dan menusukku
dari belakang. Justru keindahan ku ini akan membuat mereka iri. Dan membuatku
berbalik membuang muka dan merendahkan mereka. Aku pendendam, memang iya. Aku
dendam akan segala perilaku mereka. Aku akan berbalik membuat mereka menangis
untukku. Aku ingin mereka membayar semua yang telah mereka perbuat untukku,
mereka harus membayar airmataku yang pernah terjatuh. Dan kini masa disaat aku
diam dalam kepompong metamorfosis ku. Aku akan jadi kupu-kupu cantik suatu saat
nanti. Dan strategi telah tersusun, dendam akan segera terbalas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar