Setiap manusia pasti pernah mengalami rasa sakit dan
perihnya ditinggal bahkan diacuhkan. Apalagi yang melakukannya adalah orang
terdekat, terlebih orang yang seharusnya ada untuk menjaga dan terus
mendampingi kita. Sakit memang, saat mereka yang seharusnya membela kita,
justru sebaliknya menghancurkan, menindas, menjelekkan, menjatuhkan kita.
Kecewa memang, saat mereka yang seharusnya menjaga rahasia kita, justru membuka
semua aib yang ada bahkan semakin diperparah dengan hal yang tidak-tidak. Aku
mengalaminya, dan semua sangat sakit.
Bagaimana bisa,o rang yang seharusnya ada disamping kita
selalu sibuk dengan urusan diluar rumah. Aku tahu mereka punya hal yang harus
dikerjakan disana. Tapi, tidakkah mereka rindu denganku, rindu suasana bersama
yang dulu.
Aku terpuruk sendiri. Ketika aku membutuhkan, mereka tak
pernah ada. Mereka tak pernah mendengar keluh kesahku, masalahku. Mereka tak
pernah menanyakan kabar hebat yang aku dapatkan. Kadang aku rindu pelukan
mereka, rindu belaian tangang mereka. Aku terasing sendiri. Bila mereka bisa
memberikannya pada dia, kenapa tidak untuk ku? Aku iri. Aku iri. Sekali lagi,
aku iri. Setiap kali harus kuhapus airmata ini sendiri. Setiap kali harus
tertatih terbangun sendiri. Setiap kali aku menangis mendekap udara hampa
karena menghadapi ketakutan seorang diri. Semua aku lakukan sendiri. Mereka
menuntutku menjadi makhluk yang sempurna sesuai kemauan mereka. Tapi mereka tak
pernah mengajarkan bagaimana caranya. Mereka hanya menuntut terus-menerus.
Sedang aku tak mampu walau aku berusaha. Dan mereka terus menyalahkanku ketika
aku tersandung, tanpa pernah membenarkanku. Mana aku tahu?
Aku bagai hidup sendiri disini. Teman yang ada selalu hadir
silih berganti. Aku bagai tak punya sahabat dalam hidupku. Yah, semua orang
punya masalah masing-masing. Aku hanya berteman dengan jiwaku sendiri. Aku
nyaman dengan cara ini. Karena jiwaku tak pernah mengecewakan ku seperti yang
telah mereka lakukan. Hingga aku menemukan satu titik kejenuhan. Aku berlari
kesana-kemari. Aku berlari dan terus berlari tanpa henti. Berlari jauh ketempat
yang asing bagiku, tempat yang belum pernah kujamah sebelumnya. Hingga aku
bertemu segerombolan anak-anak yang aku yakin bernasib sama sepertiku. Aku
tahu, mereka senasib denganku.
Kuberanikan diri masuk. Mereka langsung menyambut hangat
dengan senyum kuat mereka. Tanpa menanyakan siapa aku, mereka merangkulku.
Seorang anak, yang au yakin dia adalah pemimpin kelompok ini mempersilahkan ku
untuk bercerita, menumpahkan seluruh beban dan curahan dadaku. Tanpa piker
panjang dan meikirkan hal lain aku mulai meluapkan semua yang ingin kukatakan,
semua yang selama ini tertahan didadaku. Aku menangis, tapi mereka tersenyum
dengan tatapan hangat mereka. Mereka semua merangkulku lagi. “Kita semua
saudara, karena kita bernasib sama. Kita pernah terjatuh, dan sakit. Namun kita
bangkit bersama. Tenang saja, kami akan mengajarimu bangkit. Kami tidak meminta
imbalan apa-apa atas ini semua. Tapi, satu permintaan kami. Saat kau sembuh dan
kuat untuk melangkah setelah bangkit, tolong bantu saudara kita yanglain, yang
bernasib sama seperti kita. Bawa dia kemari, kita akan menyembuhkan mereka
bersama-sama. “ kata pemimpin kelompok.
Aku mengerti apa yang dia katakan. Dari sisni lah kutemukan keluarga baru.
Keluarga yang mampu mendengarkan semua kesahku. Keluarga bernama sahabat. Aku
tak pernah memandang wajah mereka. Aku menemukan mereka tanpa kusengaja
ditengah pelarianku. Tapi aku menyimpan nama meraka dibibirku. Aku bangga
mengenal kalian. Kalian terjatuh, tapi kalian mampu bangkit. Walau harus
terjatuh berkali-kali, kalian tetap melankah. Kalian tak peduli pada rasa sakit
atas luka dikaki kalian yang semakin lebar terbuka. Yang kalian pikirkan
hanyalah kalian harus terus maju. Dan aku belajar itu dari kalian. Terima kasih
kakak. Karena aku senang memiliki sahabat seperti kalian. Aku menganggap kalian
kakak yang selalu menemani candaku ketika aku ingin bermanja. Kalian lah
sahabat tanpa bayangan yang tak pernah kutemui didunia nyataku. Yang kutahu
hanya nama dan apa yang telah kalian berikan untukku.
Thank for
* Chaotic-
*Ucke
*Zi
*aRds
Tidak ada komentar:
Posting Komentar