Selasa, 07 Januari 2014

INGKAR



Aku merekam masa itu dan masih sering memutarnya.
Kita berjanji dibawah pelangi, diatas karang cadas yang menghantam ombak.
Beriring gemuruh ombak kau lirihkan janji.
Aku akan menanti dibalik pelangi.
Masih sering aku kembali ketempat ini.
Hanya untuk mengulang kau kembali mengucap janji.
Karena aku yang mengingkari.

SEPASANG SAYAP

Mungkin selama ini kau telah mengamatiku. Ya, memang benar. Mungkin selama ini aku sendiri. Berjalan dan berlari dengan kaki ku. Hingga kau datang tepat didepan kedua bola mataku. Kulihat kau tadi turun dari pelangi. Ditanganmu telah ada bulu-bulu dari awan yang putih sekali, sepasang sayap.

Kukira kau akan menemani perjalananku. Tapi kau hanya member sepasang sayap ini untuk memudahkan perjalananku dan kemudian berlalu pergi. 

“Terbanglah sendiri, kau bisa dan telah terbiasa”.

Aku terbang, bebas, menikmati angin dan tertawa diatas bumi yang semakin kecil. Terima kasih…..

BERLAYARLAH PERAHU KERTASKU



Kuturuni tebing karang yang sedari tadi bisu dihantam ombak. Kakiku serasa digelitik kerikil, dijajah karang tajam. Lalu perlahan mulai kudapati setapak butiran lembut pasir dan licinnya lumut ditepian batu. Ombak bermain manja bersama pasir yang terpaksa basah karena terayu ombak. Pelan saja aku berjalan. Kupandang segenap pantai yang perlahan menuju lautan. Mereka hendak menemui segenap penghuni laut dan samudra untuk menyampaikan kabar jiwa- jiwa dari bumi.

Dan kuletakkan pelan perahu kertas ku yang membawa seluruh cerita kisahku diatas ombak yang agak tenang dari biasanya.  Bersama doa ku layarkan dia. 

“Perahu kertas ku, tolong  bawalah rasa sakit hatiku. Sampaikan pada penguasa lautan. Tolong balaskan rasa sakit dan dendamku. Bersamamu kulayarkan cita-citaku. Sampaikan pada penguasa lautan dan segenap penghuninya, tolong bantu aku mewujudkan keinginan, doa dan harapanku. Kendalikan kemudimu demi kabar berita ini tersampaikan pada tujuan. Berlayarlah, bawa harapan dan sakit hatiku. Sampaikan pula bahwa aku terus menunggu balasan dan kabar baik. Aku juga akan sering dating ke pantai ini untuk meminta kekuatan disaat lelah kurasakan”.

Sabtu, 04 Januari 2014

DEAR PERAHU KERTAS KU,,,



Aku telah berhasil mengalahkan ketakutanku. Dan aku telah berani berlayar menyebrangi lautan ini. Aku ditempat lain sekarang, di pulau lain. Dan aku bisa tersenyum bersama kebahagiaan ku. Aku bisa jauh dari siapa pun. Dan aku bisa tanpa seorang pun. Karena yang kuingat hanya dirimu, perahu kertasku. Aku berlayar bersamamu. Ditempat ku ini, dipulau yang indah ini, aku menemukan lagi tanda-tanda kehidupanmu. Dan aku memilih menantimu. Aku percaya, meski bukan dirimu, aku pasti akan menemukan jiwa sepertimu. Aku bahagia disini. Menulis, menggambarkan ceritaku. Aku akan pulang bersama cita-cita yang telah kuraih. Aku akan menjalani cita-cita ku disini. Terima kasih telah menjadi seangatku sampai saat ini. Terima kasih telah menemaniku, menjadi kompasku dalam berlayar dilautan ini, telah menjadi perahu kertasku. Badai, angin dan pantai telah aku temui. Dan terima kasih Tuhan…

TARIAN HATI



Tuhan, bila Kau ijinkan, aku ingin menari diatas gedung tinggi itu. Bersama hujan yang deras mengguyur seluruh tubuhku. Biarkan aku menari sepuas hatiku, menarikan perasaanku. Tentang rasa kecewa yang menyakiti tubuhku. Tentang rasa sakit yang menggemuk keraskan tulangku. Aku ingin menari bersama dingin hujan untuk membakar habis lemak-lemak benci dan kecewa agar melumer bersama panasnya tubuhku, bersama tarianku. Sampai tenagaku habis dan terbaring lemas, masih ditengah rintik hujan yang kian menderas. Biarkan aku tertidur disana untuk waktu yang sangat panjang, sampai puas mataku terpejam, semauku. Sampai rasa sakit ini kurasa berakhir. 

PERAHUKU, PERAHU KERTAS



Inilah perahuku, perahu kertas. Rapuh, dan aku tengah mengarungi samudra nan luas. Kadang samudra tenang, kadang berombak, bahkan kadang berbadai.

Hidupku harus memilih, tetap berjalan mengarungi dan bernapas atau terhempas dan kandas. Kadang aku kehabisan napas. Kadang sampai kehabisan tenaga. Aku harus berlayar cepat bersama perahu kertas ini. Karena perahu kertas ku terlalu rapuh untuk melewati samudra penuh badai dan ombak ganas ini. Atau perahuku akan karam bila beberapa detik saja terlambat sampai tujuan. Ingat, perahuku hanya perahu kertas, bukan perahu kokoh.

===Perahu Kertas===