Kamis, 09 Agustus 2012
Bermanja dengan Semilir Angin
Ditepi sungai gadis itu duduk bersila kaki. Lengannya bersiku menopang dagu. Dinikmatinya setiap kelembutan yang memanjakan. Sedangkan aku, kusandarkan kepalaku diranting kuat yang saling berikat menjadi tepi pembatas turunan jalan nenuju tepi sungai. Ku pandang dia dari sudut ku.
Sungai dipinggiran kota ini masih lestari. Sengaja mencari ketenangan disini. Menghindar dari kebisingan kota yang memusingkan kepala dan memekak telinga. Begitu pula dengan ku. Aku masih menikmati suasana dan juga mengamati ketenangan yang gadis itu rasakan.
Lihatlah air sungai yang tenang mengalir. Berbanding jauh degan sungai-sungai dikota-kota besar yang keruh, sekeruh dan sebusuk otak para koruptor terkutuk, gumamku, bermaksud bercerita pada nya. Tapi hanya kugumamkan dalam hati.
Harum muda rerumputan hijau menenangkan pikiran. Sepoi-sepoi angin membelai lembut. Mengajakku memejamkan mata, menikmati setiap kesejukkan yang disuguhkannya. Kuraba tas selempang yang setia menemani setiap petualangan mencari kedamaian selama ini. Tangan ku mulai bermain didalamnya dan kutemukan juga headphone kesayangan ku. Salah satu dari sekian banyak headphone koleksiku. Headphone ini yang paling sering kubawa berpetualang mencari dunia fantasi ku sendiri. Kuputar alunan kesukaanku. Alunan gitar akustik yang menghipnotis kepalaku.
Hey, hari ini bunga-bunga berguguran. Bunga warna kuning kecil-kecil yang bertebaran tertiup angin ketika jatuh. Pikiran ku mulai berkhayal. Kubayangkan bunga sakura yang gugur. Yah,,,, mirip seperti itulah yang kuumpamakan. Suasana tenang semakin lengkap saja rasanya. Orang-orang bilang itu bunga dari pohon mahoni. Tak ayal aku sering tersenyum menikmati suasana berkhayal seperti ini. Sering kali kubayangkan ketika aku berlarian seperti masa kecilku yang polos dan ceria, berputar-putar dengan tangan tangan terentang layak nya terbang, mata terpejam, wajah menengadah keatas, menghirup setiap semerbak bunga yang berguguran. Long Dress yang secorak dengan bunga-bunga berguguran menambah ceria dihatiku saat itu. Gembung kubah dari rok gaun yang kuajak berputar bagai keceriaanku yang tak pernah mengempis, semakin menggelembung dan membesar. Itu lah khayalan masa kecilku, yang pasti hanya sebuah khayalan yang tak pernah terwujud.
Kembali kubuka mata. Aku telah kembali kedunia nyata yang kini tepat berada didepan mataku. Guguran bunga berwarna kuning itu jatuh tepat diatas kepalaku. Helai kelopaknya yang tipis dan lembut menuruni helai rambutku. Kukibaskan sedikit rambutku. Dan ternyata helai kelopak bunga itu meluncur dengan anggun dan indah. Keindahan yang kurasakan kembali. Kupandang samping kanan dan kiri. Ternyata ilalang tumbuh cukup tinggi disini. Bunga ilalang bergoyang pada tangkainya yang lentur namun kuat. Musik masih mengalun dan melewati lorong ditelingaku. Mataku terbuai memejam untuk yang kedua kali oleh godaan lembut angin yang berhembus. Kembali dalam khayalan yang pernah kubayangkan dimasa kecilku.
Ilalang disini tumbuh tinggi menjulang. Bunganya yang mulai kering dan berbiji siap menyambut kedatangan angin membawa mereka pada dunia baru. Tentu bukan dengan perjalanan yang panjang. Hanya singkat perjalanan yang akan terlewati. Mereka menyambut musim bahagia mereka dengan bergoyang diatas tangkai yang masih setia menyangga dan melindungi meski mereka hampir pergi. Dan memang angin adalah kendaraan yang telah disiapkan Tuhan bagi perjalanan mereka. Seisi semesta memuja kebaikan Tuhan. Aku mulai berjingkat, bertelanjang kaki menuju padang ilalang yang tengah berpesta di tiga per empat hari. Memang benar, angin mendukung semua. Berhembus lembut menggoyangkan tangkai-tangkai bunga ilalang dan juga rambutku. Aku senang berlari dan berputar masih dengan mata terpejam. Disini aku ikut menari tanpa iringan nada. Hanya telinga tajamku yang mampu menerjemahkan nada diantara gesekan daun, tangkai dan bunga yang bersambut dengan angin. Lekuk siulan angin yang sesekali kencang menambah warna nada baru. Kadang tangan ku bertepuk dan kaki ku menghentak. Aku berkata pada hati dan diriku sendiri, “sepertinya seluruh mahkluk disini menikmati sajian musik alam ini”. Akupun juga tertawa terbahak-bahak dan masih tetap menari, berputar.
Matahari yang mulai bergeser menerpa wajahku, sinarnya yang hangat menyerang mataku yang baru terbuka dengan kekuatan cahayanya. Hari telah beranjak sore. Pertanda aku harus kembali ke penginapan yang sengaja aku sewa didekat sini. Hampir seharian aku duduk menikmati hari dan memikirkan banyak hal indah yang pernah aku khayalkan selama ini. Paling tidah itu bisa membantu meredakan kepenatan yang sempat membelengguku dalam penjara bernama kesibukan. Taylor Swift menyanyikan Safe and Sound nya untuk ku. Sampai jumpa lagi hari baru. Aku menunggumu di penghujung hari ini untuk esok yang memberi fantasi indah dilain kesempatan.
Terima kasih untk semilir angin yang selalu memberi kesejukan dan kelembutan....
Terima kasih untuk headphone kesayanganku yang selalu menemani setiap hari dan petualanganku.....
Terima kasih untuk bunga-bunga kecil yang berguguran.....
Terima kasih untuk Taylor Swift yang setia menyanyikan Safe and Sound untukku.......
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar